Senin, 07 Januari 2013

Studi Kasus Konflik Organisasi ( Tugas ke 3 )

1.A. Pendahuluan

     Organisasi dalam mencapai tujuan tidak jarang terjadi perbedaan presepsi diantara individu diantara individu kelompok individu dalam menerjemahkan visi dan misi organisasi sehingga menimbulkan konflik. Pandangan lama menganggap konflik dalam organisasi suatu hal yang negative, menjurus pada perpecahan organisasi, untuk itu harus dihilangkan karena menghambat kinerja optimal. Perselisihan dianggap sebagai indikasi adanya sesuatu yang salah dengan organisasi dan itu berarti aturan organisasi tidak dijalankan. Pandangan lama selalu mengkhawatirkan keberadaan konflik, makan menjadi tugas pimpinan untuk menghidarkan dan bila perlu menghilangkan sama sekali.



     Berbagi situasi dan kondisi mewarnai cara pandang, perilaku, interaksi dan komunikasi para anggota dan pimpinan dalam menyelenggaraan suatu pendidikan. Satuan pendidikan sebagai organisasi didukung oleh komponen sumber daya yang heterogen, anggotanya memiliki latar belakang, kepentingan dan bidang tugas yang bervariasi. Keadaan tersebut dapat menimbulkan perbedaan dalam memandang suatu masalah yang terjadi. Situasi dan kondisi demikian dapat menimbulkan konflik. Konflik merupakan gejala yang wajar terjadi, kejadiaanya tidak dapat dihindari dan tidak perlu dihindari, dan konflik merupakan bagian dari penyelenggaraan satuan pendidikan. Konflik perlu dikelola dengan baik untuk kepentingan kemajuan organisasi yang akan mendatang.


B. Konsep Konflik

     Konflik organisasi adalah perbedaan pendapat ataupun pertentangan antara dua atau lebih anggota-anggota atau kelompok-kelompok atau unit-unit kerja didalam organisasi yang timbul karena adanya kenyataan bahwa mereka harus membagi sumber daya yang terbatas dalam kegiatan kerja dan karena adanya kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan seperti kreativitas, tujuan, kepentingan, nilai, dan presepsi. Konflik dapat terjadi pada setiap individu ( konflik interpersonal ) dimana individu merasakan situasi hal yang telah tercapai tidak sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Bedasarkan uraian tersebut disimpulkan konflik merupakan situasi yang terjadi ketika ada perbedaan pendapat atau perbedaan cara pandang diantara beberapa orang, kelompok atau organisasi. 


C. Dinamika Konflik Organisasi

    Pandangan tentang dinamika konflik menurut Owens ( 1987 ) meliputi procces view (pandangan proses), structural view (pandangan terstruktur) dan opensystem view (pandangan sistem terbuka).
     Konflik merupakan peristiwa yang berkelanjutan, suatu tindakan kelompok akan mengakibatkan hal/peristiwa yang dimulai dengan kondisi frustasi. Rasa frustasi akan mendorong individu/kelompok untuk memahami sesungguhnya apa yang menjadi ganjalannya. Proses memahami dengan mendefinisikan kejadian yang berhubungan dengan subjek kekecewaan.
     Bedasarkan hasil pemahaman tersebut makan individu/kelompok akan menentukan sikap perilaku yang akan dilakukan. Perilaku tersebut nantinya akan mempengaruhi apakah individu/kelompok akan melakukan kompetisi atau partisipasi. Sehingga akan menghasilkan suatu emosi yang tidak hanya setuju atau tidak terhadap subjek konflik. Emosi ini lebih bersifat trust (kepercayaan) yang merupakan efek dan potensi dalam jangka panjang akan mempengaruhi proses konflik yang berikutnya.


2. Pandangan Terstruktur ( bertingkat )

     Stoner dan Wankel dalam Juanita (2009) mengemukakan lima tingkatan konflik yaitu :

  1. Konflik Intrapersonal
  2. Konflik Interpersonal
  3. Konflik antar individu dan kelompok
  4. Konflik antar kelompok
  5. Konflik antar organisasi 
3. Pandangan Sistem Terbuka

    Konflik berkaitan dengan sistem organiasi yang bersifat terbuka. Organisasi merupakan satu sistem yang terintegrasi dari berbagai struktur dan fungsi yang saling tergantung. Organiasasi beranggotakan pribadi dan membentuk kelompok yang bekerjasama efektif, efisien, harmonis, dan saling bkerjasama. Bedasarkan paradigma tersebut maka konflik dipengaruhi dengan adanya sistem organisasi.


4. Diagnosa Konflik

    Diagnosa konflik merupakan upaya untuk menentukan kualitas suatu konflik. Soetopo dan Supriyanto  (2003) menyatakan kualitas suatu konflik dapat ditinjau dari dua segi yaitu intesitas dan kualitasnya. 


Kesimpulan : 

     Konflik bisa dihindarkan asalkan kedua pihak memiliki rasa toleransi yang tinggi. Terkadang konflik mempunyai keuntungan tersendiri, karena begitu terjadinya konflik dan konflik itu selesei maka akan menemui titik baru yang berujung persatuan yang makin kuat.


Referensi :

1 komentar: