Manusia dan Cinta Kasih
A. Pengertian Cinta kasih
Menurut kamus umum bahasa Indonesia karya W.J.S. Poerwadarminta, cinta adalah rasa sangat suka atau rasa sayang ataupun sangat kasih kepada kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian arti cinta dan kasih hampir bersamaan, sehingga kata kasih memperkuat rasa cinta.
Walaupun cinta kasih mengandung arti hampir bersamaan, namun terdapat perbedaan juga antara keduanya. Cinta lebih mengandung pengertian mendalamnya rasa, sedangkan kasih legih keluarnya.
Cinta memgang peranan yang penting dalam kehidupan manusia, sebab cinta merupakan landasan dalam kehidupan perkawinan, pembentukan keluarga dan pemeliharaan anak, hubungan yang erat dimasyarakat.
B. Cinta Menurut Ajaran Agama
Ada yang berpendapat bahwa cinta dapat dipahami dengan mudag tanpa dikaitkan dengan agama. Tetapi dalam kenyataannya hidup manusia masih mendambakan tegaknya cinta dalam kehidupan ini. Disatu pihak, cinta didengungkan lewat lagu dan organisasi perdamaian dunia.
Dalam kehidupan manusia, cinta menampkkan diri dama berbagai bentuk. Kdang-kadang seseorang mencintai dirinya sendiri, kadang-kadang mencintai oranglain, atau juga istri dan anaknya, hartanya, atau Allah dan Rasulnya.
C. Kasih Sayang
Pengertian kasih sayang menurut kamus umum bahasa indonesia karangan W.J.S. Poerwadaminta adalah perasaan sayang, perasaan cinta tau perasaan suka kepada seseorang.
Dalam kehidupan berumah tangga kasih sayang merupakan kunci kebahagiaan. Kasih sayang ini merupakan pertumbuhan dari cinta. Percintaan muda-mudi bila diakhiri dengan perkawinan, makan didalam berumah tangga keluarga muda itu bukan lagi bercinta-cintaan , tetapi sudah bersifat kasih mengasihi atau slaing menumpahkan kasih sayang.
Kasih sayang , dasar komunikasi dalam suatu keluarga. Komunikasi antara anak dan orang tua, opada prinsipnya anak terlahir dan terbentuk sebgai hasil curahan kasih sayang orangtuanya. Pengembangan watak anak dan selanjutnya tak boleh lepas dari kasih sayang orang tua.
D. Kemesraan
Kemesraan berasal dari kata dasar mesra, yang artinya perasaan simpati yang akrab. Kemesraan ialah, hubungan yang akrab baik antara pria wanita yang sedang dimabuk asmara maupun yang sudah berumah tangga.
Kemesraan pada dasarnya merupakan perwujudan kasih sayang yang mendalam. Dari uraian diatas terlihat betapa agung dan sucinya cinta itu. Bila seseorang mengobral cinta, maka orang itu merusak nilai cinta, yang berarti menurunkan martabat dirinya sendiri. Cinta yang berlanjut menimbulkan pengertian mesra atau kemesraan. Kemesraan adalah perwujudan dari cinta.
E. Pemujaan
Pemujaan adalah salah satu manifestasi cinta manusia kepada Tuhannya yang diwjudkan dalam bentuk komunikasi ritual. Kecintaan manusia kepada Tuhan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Tuhan adalah pencipta, tetapi Tuhan juga penghancur segalanya, bila manusia mengabaikan segala perintahnya, Karena itu ketakutan manusia selalu mendampingi hidupnya dan untuk menghilangkan ketakutan itu manusia memuja-Nya.
F. Belas Kasihan
Dalam surat Yohanes dijelaskan ada tiga macam cinta. Cinta agape adalah cinta manusia kepada Tuhan. Cinta Philia adalah kepada ibu bapak dan saudara, dan ketiga cinta Amor adalah cinta antara pria dan wanita. Disamping itu masih ada cinta lagi yaitu cinta terhadap sesama, cinta terhadap sesama merupakan perpaduan antara cinta agape dan cinta philia.
G. Cinta Kasih Erotis
Cinta kasih kesaudaraan merupakn cinta kasih antar orang-orang yang sama-sama sebanding, sedangkan cinta kasih ibu merupakan cinta kasih terhadap orang-orang yang tanpa daya. Walaupun terdapat perbedaan besar antara kedua jenis tersebut. Keduanya mempunyai kesamaan bahwa pada hakekatnya cinta kasih tidak terbatas kepada sesorang saja.
Dengan demikian maka, baik pandangan bahwa cinta kasih erotis merupakan aktraksi individual belaka maupun pandangan bahwa cinta kasih erotis itu tidak lain dari pada perbuatan kemauan, kedua-duanya benar, atau lebih tepat jika dikatakan bahwa tidak terdapat pada yang satu, juga tidak pada yang lain.
Manusia dan Keindahan
A. Keindahan
Kata keindahan berasal dari kata indah, artinya bagus, permai,
cantik, elok, molek, dan sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah
ialah segala hasil seni, pemandangan alam, manusia, rumah, tatanan,
perabot rumah tangga, suara, warna, dan sebaginya. Keindahan adalah
identik dengan kebenaran. Keindahan kebenaran dan kebenaran adalah
keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai
daya tank yang selalu bertambah. Keindahan juga bersifat universal,
artinya tidak terikat oleh selera perseorangan, waktu dan tempat, selera
mode, kedaerahan atau lokal.
- APAKAH KEINDAHAN ITU ?
Keindahan itu baru jelas jika telah dihubungkan dengan sesuatu yang
berwujud atau suatu karya. Dengan kata lain keindahan itu barn dapat
dinikmati jika dihubungkan dengan suatu bentuk. Menurut The Liang Gie
dalam bukunya “Garis besar estetika”. Menurut asal katanya, dalam bahasa
Inggris keindahan itu diterjemahkan dengan kata “beutiful” dalam bahasa
Perancis–“beau”, sedang Italia dan spanyol “belld’ berasal dari kata
latin “bellum”. Akar katanya adalah “bonum” yang berarti kebaikan,
kemudian mempunyai bentuk’ pengecilan menjadi “bonellum” dan terakhir
diperpendek sehingga ditulis “bellum. Menurut cakupannya orang hams
membedakan antara keindahan sebagai suatu kwalita abstrak dan sebagai
sebuah benda tertentu yang indah. Untuk perbedaan ini dalam bahasa
Inggris sering dipergunakan istilah beauty (keindahan) dan the beautiful
(benda atau hal yang indah). Dalam pembatasan filsafat kedua pengertian
itu kadang-kadang dicampuradukkan raja. Disamping itu-terdapat pula
perbedaan menunit luasnya pengertian, yakni:
a) keindahan dalam arti yang luas
b) keindahan dalam arti estetis mumi
c) keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan
Bangsa Yunani juga mengenal pengertian keindahan dalam arti estetis
yang disebutnya ‘symmetria’ untuk keindahan berdasarkan penglihatan (
misalnya pada karya pahat dan arsitektur.) dan hamlonia untuk keindahan
berdasarkan pendengaran (musik). Jadi pengertian keindahan yang
seluas-luasnya meliputi
– keindahan seni
– keindahan alam
– keindahan moral
– keindahan intelektual
Keindahan dalam arti estetis mumi menyangkut pengalaman estetis dari
seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya. Sedang
keindahan dalam arti terbatas lebih disempitkan sehingga hanya
menyangkut benda-benda yang dicerapnya dengan penglihatan, yakni berupa
keindahan dan bentuk dan warna. keindahan pada dasamya adalah sejumlah
kwalita, pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal. Kwalita
yang paling sering disebut adalah kesatuan (unity), keselarasan
(harmony), kesetangkupan (symmetry), keseimbangan (balance) dan
perlawanan (contrast). Ada pula yang berpendapat, bahwa keindahan adalah
suatu kumpulan hubungan-hubungan yang selaras dalam suatu benda dan di
antara benda itu dengan Si pengamat.
Filsuf dewasa ini merumuskan keindahan sebagai kesatuan hubungan yang
terdapat antara pencerapan-pencerapan inderawi kits (beaty is unity of
formal relations of our sense perceptions).
Sebagian filsuf lain menghubungan pengertian keindahan dengan ide
kesenangan (pleasure), yang merupakan sesuatu yang menyenangkan terhadap
penglihatan atau pendengaran. Filsuf abad pertengahan Thomas Aquinos
(1225-1274) mengatakan, bahwa keindahan adalah sesuatu yang menyenangkan
bilamana dilihat.
- NILAI ESTETIK
Dalam rangka teori umum tentang nilai The Liang gie menjelaskan bahwa
pengertian keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai seperti
hal nya nilai moral, nilai ekonomik, nilai pendidikan, dan sebagainya.
Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam
pengertian keindahan disebut nilai estetik.
Masalahnya sekarang ialah : apakah nilai estetik itu.? dalam bidang
filsafat, istilah nilai seringkali dipakai sebagai suatu kata benda
abstrak yang berarti kebethargaan (worth) atau kebaikan (goodness).
Dalam dictionary of sociology and related sciences diberikan perumusan
tentang value yang lebih terinci lagi sebagai berikut :
“The believed capacity of any object to satisfy a human desire. The
quality of any abject which causes it to be on interest to an individual
or a group”. ( kemampuan yang dipercaya ada pada sesuatu benda untuk me
imuaskan suatu keinginan manusia. Sifat dari sesuatu benda yang
menyebabkan menarik minat seseorang atau sesuatu golongan).
Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau
sarana untuk sesuatu ha! lainnya (instrumental/contributory. value),
yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu.. Nilai instrinsik
adalah sifat balk dari benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu
tujuan, ataupun demi kepentingan benda itu sendiri.
Contoh :
(1) Puisi bentuk puisi yang terdiri dari
bahasa, diksi, bans, sajak, irama, itu disebut nilai ekstrinsik.
Sedangkan pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui (alat
benda) puisi itu disebut nilai instrinsik.
(2) Tari, tarian Damarwulan-minakjinggo suatu tarian yang halus
dan kasar dengan segala macam jenis pakaian dan gerak-geriknya.
Tarian itu merupakan nilai ekstrinsik, sedangkan pesan yang ingin
disampaikan oleh tarian itu ialah kebaikan melawan kejahatan merupakan
nilai instrinsik.
- KONTEMPLASI DAN EKSTANSI
Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu
yang indah. Ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan,
merasakan dan menikmati sesuatu yang indah. Apabila kedua dasar ini
dihubungkan dengan bentuk di luar diri manusia, maka akan terjadi
penilaian bahwa sesuatu itu indah. Apabila kontemplasi dan ekstansi itu
dihubungkan dengan kreativitas, maka kontemplasi itu faktor pendorong
untuk menciptakan keindahan, sedangkan ekstansi itu merupakan faktor
pendorong utuk merasakan, menikmati keindahan. Bagi scorang seniman
selera seni lebih dominan dibandingkan dengan orang bukan seniman. Bagi
orang bukan seniman mungkin faktor ekstansi lebih menonjol. Jadi, ia
lebih suka menikmati karya seni daripada menciptakan karya seni. Dengan
kata lain, ia hanya mampu menikmati keindahan tetapi. tidak mampu
menciptakan keindahan.
- APA SEBAB MANUSIA MENCIPTAKAN KEINDAHAN ?
Keindahan itu pada dasamya adalah alamiah. Alam ciptaan Tuhan. lni
berarti bahwa keindahan itu ciptaan Tuhan. Alamiah artinya wajar, tidak
berlebihan tidak pula kurang. Kalau pelukis melukis wanita lebih cantik
dari keadaan sebenamya, justru tidak indah. Pengungkapan keindahan dalam
karya seni didasari oleh motivasi tertentu dan dengan tujuan tertentu
pula. Motivasi itu dapat berupa pengalaman atau kenyataan mengenai
penderitaan hidup manusia, mengenai kemerosotan moral, mengenai
perubahan nilai-nilai dalam masyarakat, mengenai keagungan Tuhan, dan
banyak lagi lainnya. Berikut ini akan dicoba menguraikan alasan/motivasi
dan tujuan seniman menciptakan keindahan.
1) Tata nilai yang telah usang
Tata nilai yang terjelma dalam adat istiadat ada yang sudah tidak
sesuai lagi dengan keadaan, sehingga dirasakan sebagai hambatan yang
merugikan dan mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan, misalnya kawin
paksa.
2) Kemerosotan Zaman
Keadaan yang merendahkan derajad dan nilai kcmanusiaan ditandai
dengan kemerosotan moral. Kemerosotan moral dapat diketahui dari tingkah
laku dan perbuatan manusia yang bejad terutama dari segi kebutuhan
seksual.
Sebagai contoh ialah karya seni berupa sajak yang dikemukakan oleh
W.S.Rendra berjudul “Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta”. Di sini
pengarang memprotes perbuatan bejad para pejabat, yang merendahkan
derajad wanita dengan mengatakan sebagai inspirasi revolusi, tetapi
tidak lebih dari pelacur.
3) penderitaan manusia
Banyak faktor yang membuat manusia itu menderita. Tetapi yang paling
menentukan ialah faktor manusia itu sendiri. Manusialah yang membuat
orang menderita sebagai akibat nafsu ingin berkuasa. serakah, tidak
berhati-hati dan sebagainya.
Keadaan demikian ini tidak mempunyai daya tarik dan tidak
menyenangkan, karena nilai kemanusiaan telah diabaikan, dan dikatakan
tidak indah. Yang tidak indah itu harus dilenyapkan karena tidak
bermanfaat bagi kemanusiaan.
4) Keagungan Tuhan
Keagungan Tuhan dapat dibuktikan melalui keindahan alam dan
keteraturan alam semesta serta kejadian-kejadian alam. Keindahan alam
merupakan keindahan mutlak ciptaan Tuhan. Manusia hanya dapat meniru
saja keindahan ciptaan Tuhan itu. Seindah-indah tinian terhadap ciptaan
Tuhan, tidak akan menyamai keindahan ciptaan Tuhan itu sendiri.
Kecantikan seorang wanita ciptaan Tuhan membuat kagum seniman Leonardo
da Vinci. Karena itu ia berusaha meniru ciptaan Tuhan dengan melukis
Monalisa sebagai wanita cantik. Lukisan monalisa sangat terkenal karena
menarik dan tidak membosankan.
B. RENUNGAN
Renungan berasal dari kata renung; artinya diam-diam memikirkan
sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah
hasil merenung. Dalam merenung untuk menciptakan seni ada beberapa
teori. Teori-teori itu ialah : teori pengungkapan, teori metafisik dan
teori psikologik.
(a) TEORI PENGUNGKAPAN
Dalil dari teori ini ialah bahwa “Art is an expression of human
feeling” ( seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia ). Teori
ini terutama bertalian dengan apa yang dialami oleh seorang seniman
ketika menciptakan suatu karya seni.
Tokoh teori ekspresi yang paling terkenal ialah filsuf Italia
Benedeto Croce (1886-1952) dengan karyanya yang telah diterjemahkan
kedalam bahasa Inggris “aesthetic as Science of Expresion and General
Linguistic”. Seorang tokoh lainnya dari teori pengungkapan adalah Leo
Tolstoi dia menegaskan bahwa kegiatan seni adalah memunculkan dalam diri
sendiri suatu perasaan yang seseorang telah mengalaminya dan setelah
memunculkan itu kemudian dengan perantaraan pelbagai gerak, garis, wama,
suar dan bentuk yang diungkapkan dalam kata-kata mernindahkan perasaan
itu sehingga orang-orang mengalami perasaan yang sama.
(b) TEORI METAFISIK
Teori seni yang bercorak metafisis merupakan salah satu teori yang
tertua, yakni berasal dari Plato yang karya-karya tulisannya untuk
sebagian membahas estetik filsafati, konsepsi keindahan dan teori seni.
Mengenai sumber seni Plato mengemukakan suatu teori peniruan (imitation
theory).
(c) TEORI PSIKOLOGIS
Teori-teori metafisis dari para filsuf yang bergerak diatas taraf
manusiawi dengan konsepsi-konsepsi tentang ide tertinggi atau kehendak
semesta umumnya tidak memuaskan, karena terlampau abstrak dan
spekulatif. Sebagian ahli estetik dalam abad modem menelaah teori-teori
seni dari sudut hubungan karya seni dan alam pikiran penciptanya dengan
mempergunakan metode-metode psikologis. Misalnya berdasaikan
psikoanalisa dikemukakan teori bahwa proses penciptaan seni adalah
pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar dari seseorang seniman.
Suatu teori lain tentang sumber seni ialah teori permainan yang
dikembangkan oleh Freedrick Schiller (1757-1805) dan Herbert Spencer
(1820-1903). Menurut Schiller, asal mula seni adalah dorongan batin
untuk bermain-main (play impulse) yang ada dalam diri seseorang. Sebuah
teori lagi yang dapat dimasukkan dalam teori psikologis ialah teori
penandaan (signification Theory) yang memandang seni sebagi suatu
lambang atau tanda dari perasaan manusia.
C. KESERASIAN
Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata dasar rasi, artinya
cocok, kena benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu
mengandung unsur perpaduan, pertentangan, ukuran dan seimbang.
Dalam pengertian perpaduan misalnya, orang berpakaian hams dipadukan
wamanya bagian atas dengan bagian. bawah. Atau disesuaikan dengan
kulitnya. Apabila cars memadu itu kurang cocok, maka akan merusak
pemandangan. Karena itu dalam keindahan ini, sebagian ahli pikir
menjelaskan, bahwa keindahan pada dasamya adalah sejumlah kualitas /
pokok tertentu yang terdapat pada sesuatu hal. Kualita yang paling
sering disebut adalah kesatuan (unity).
Filsuf Ingris Herbert Read merumuskan definisi, bahwa keindahan
adalah kesatuan dan hubungan-hubungan bentuk yang terdapat di antara
pencerapan-pencerapan inderawi kita (beauti is unity of formal relations
among our sence-perception). Pendapat lain menganggap pengalaman
estetik suatu keselarasan dinamik dari perenungan yang menyenangkan.
(a). TEORI OBYEKTIF DAN TEORI SUBYEKTIF
The Liang Gie dalam bukunya garis besar estetika menjelaskan, bahwa
dalam mencipta seni ada dua teori yakni teori obyektif dan teori
subyektif.
Salah satu persoalan pokok dari teori keindahan adalah mengenai sifat
dasar dari keindahan. Apakah keindahan menmpakan sesuatu yang ada pada
benda indah atau hanya terdapat dalam alam pikiran orang yang mengamati
benda tersebut. Dari persoalan-persoalan tersebut lahirlah dua kelompok
teori yang terkenal sebagai teori obyektif dan teon subyektif.
Pendukung teon obyektif adalah Plato, Hegel dan Bernard Bocanquat,
sedang pendukung teon subyektif ialah Henry Home, Earlof Shaffesbury,
dan Edmund Burke.
Teori obyektif berpendapat, bahwa keindahan atau ciri-ciri yang
mencipta nilai estetik adalah sifat (kualita) yang memang telah melekat
pada bentuk indah yang bersangkutan, terlepas dari orang yang
mengamatinya. Teori subyektif, menyatakan bahwa ciri-ciri yang
menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada hanya perasaan
dalam diri seseorang yang mengamati sesuatu benda. Adanya keindahan
semata-mata tergantung pada pencerapan dari si pengamat itu. Yang
tergolong teori subyektif ialah yang memandang keindahan dalam suatu
hubungan di antara suatu benda dengan alam pikiran seseorang yang
mengamatinya seperti misalnya yang berupa menyukai atau menikmati benda
itu.
(b) TEORI PERIMBANGAN
Teori obyektif memandang keindahan sebagai suatu kwalita dari
benda-benda: Kwalita bagaimana yang menyebabkan sesuatu benda disebut
indah telah dijawab oleh bangsa Yunani Kuno dengan teori perimbangan
yang bertahan sejak abab 5 sebelum Masehi sampai abab 17 di Empa. Sebagai contoh bangunan arsitektur Yunani Kuno yang berupa banyak tiang besar.
Teori perimbangan tentang keindahan dari bangsa Yunani Kuno dulu
dipahami pula dalam arti yang lebih terbatas, yakni secara kualitatif
yang diungkapkan dengan angka-angka. Keindahan dianggap sebagai kualita
dari benda-benda yang disusun (yakni mempunyai bagian-bagian). Bangsa
Yunani menemukan bahwa hubungan-hubungan matematik yang cermat
sebagaimana terdapat dalam ilmu ukur dan berbagai pengukuran proporsi
ternyata dapat diwujudkan dalam benda-benda bersusun yang indah.
Teori perimbangan berlaku dari abad ke-5 sebelum masehi sampai abad
ke 17 masehi selama 22 abad. Teori tersebut runtuh karena desakan dari
filsafat empirisme dan aliran-aliran termasuk dalam seni. Bagi mereka
keindahan hanyalah kesan yang subyektif sifatnya.
Keindahan hanya ada pada pikiran orang yang menerangkannya dan setiap
pikiran melihat suatu keindahan yang berbeda-benda. Para seniman
romantik umumnya berpendapat bahwa keindahan sesungguhnya tercipta dan
tidak adanya keteraturan, yakni tersusun dari daya hidup, penggambaran,
pelimpahan dan pengungkapan perasaan. Karena itu tidak mungkin disusun
teori umum tentang keindahan.
D. KEINDAHAN MENURUT PANDANGAN ROMANTIK
Dalam buku AN Essay on Man (1954), Ems Cassirer mengatakan bahwa arti
keindahan tidak bisa pemah selesai diperdebatkan. Meskipun demikian,
kita dapat menggunakan kata-kata penyair romantik John Keats (1795-1821)
sebagai pegangan. Dalam Endymion dia berkata :
A thing of beuty is a joy forever its loveliness iscreases; it wil never pass into nothingness
Dia mengatakan, bahwa sesuatu yang indah adalah keriangan selama
lamanya, kemolekannya bertambah, dan tidak pemah berlalu ke ketiadaan.
Dalam sajak di atas, Keats mengambil bahannya dari Endymion yang
terdapat dalam mitologi Yunani kuno. Endymion dalam mitologi itu sendiri
mempakan penjabaran dari konsep keindahan pada jaman Yunani kuno.
Menurut mitologi Yunani ini, Endymion adalah seorang gembala yang oleh
pars dewa diberi keindahan abadi. Dia selalu muda, selamanya tidur, dan
tidak pemah diganggu oleh siapapun. Menurut Keats, orang yang mempunyai
konsep keindahan hanya tertentu jurnlahnya. Mereka mempunyai negatif
capability, yaitu kemampuan untuk selalu dalam keadaan ragu-ragu, tidak
menentu dan misterius tanpa mengganggu keseimbangan jiwa dan tindakannya
hanya pikiran dan hatinya yang selalu diliputi keresahan.
Mengenai keindahan, Coleridge mengutip Shakespeare (1564-1616) dalam
karyanya midsummer; night: Thing base and vile holding no quality/ love
can transpose to form and dignity”, yaitu sesuat yang rendah dan tidak
menpunyai nilai, dapat berubah dan menjadi berarti. Inilah yang
menggelisahkan Coleridge. Dia menggunakan tembakau sebagai contoh:
karena kekuatan kebiasaanlah, maka tembakau yang sebenamya tidak enak
dapat menjadi nikmat. Perubahan ini dapat mempenganilhi imajinasi:
dengan merasakan nikmatnya tembakau maka dalam angan-angan seseorang,
segala sesuatu yang berhubungan dengan tembakau dapat menjadi indah.
Kegelisahan Coleridge ini tercermin dalam “Frost at midnight (1798),
sebuah sanjak mengenai salju tipis yang tunin di tengah malam. Salju
inilah yang baginya merupakan hal sesaat. Jatuhnya salju ini
mengingatkan Coleridge pada dusunnya yang penuh sesak orang. Disini
proses imajinasinya mulai tumbuh. Keindahan adalah sublimasi yang
terjadi karena kebebasan menyendiri dan hikmah ketidakberdosaan.
Selanjutnya Keats membedakan antara orang biasa dan seniman, dan
antara seniman biasa dan seniman yang baik yang dapat mencipta sesuatu
yang indah menurut dia. Pada sesuatu kesempatan is melihat lukisan
“Death on the Pale Horse”, karya pelukis West, misalnya, yaitu mengenai
seseorang yang coati di atas kuda yang pucat, dia langsung berpendapat
bahwa West bukanlah seniman yang baik. Menurut Keats, West tidak
mempunyai cukup negative capability.
Pada hakekatnya negative capability adalah suatu proses. Keraguan,
ketidaktentuan dan misteri adalah suatu proses. Proses inilah yang
membuat seseorang menjadi kreatif.
Ada persamaan hakiki antara J.Keats dan Coleridge dalarn menanggapi
hal-hal sesaat. Bagi mereka hal-hal sesaat adalah pelatuk yang
meledakkan imajinasi dan imajinasi ini langsung membentuk keindahan.
MANUSIA DAN PENDERITAAN
A. PENGERTIAN PENDERITAAN
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra {artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau_ti_n~atau lahir batin.
Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat ada juga yang ringan.
Penderitaan akan dialami oleh semua orang, hal itu sudah merupakan “risiko” hidup. Tuhan memberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan atau kesedihan yang kadang-kadang bermakna agar manusia sadar untuk tidak memalingkan dariNya.
Baik dalam Al Quran maupun kitab suci agama lain banyak surat dan
ayat yang menguraikan tentang penderitaan yang dialami oleh manusia atau
berisi peringatan bagi manusia akan adanya penderitaan. Tetapi umunya
manusia kurang memperhatikan peringatan tersebut, sehingga manusia
mengalami penderitaan.
Hal itu misalnya dalam surat Al.lnsyigoq:6 (q) dinyatakan “manusia
ialah mahluk yang hidupnya penuh perjuangan. Ayat tersebut harus
diartikan, bahwa manusia harus bekerja keras untuk dapat melangsungkan
hidupnya. Untuk kelangsungan hidup ini manusia harus menghadapi alam
(menaklukan alam), menghadapi masyarakat sekelilingnya, dan tidak botch
lupa untuk taqwa terhadap Tuhan.
Berbagai kasus penderitaan terdapat dalam kehidupan. Banyaknya macam
kasus penderitaan sesuai dengan liku-liku kehidupan manusia. Bagaimana
manusia menghadapi penderitaan dalam hidupnya? Penderitaan fisik yang
dialami manusia tentulah diatasi secara medis untuk mengurangi . atau
menyembuhkannya. Sedangkan penderitaan psikis, penyembuhannya tedetak
pada kemampuan si penderita dalam menyelesaikan soal-soal psikis yang
dihadapinya.
B. SIKSAAN
Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat
juga benipa siksaan jiwa atau rokhani. Akibat siksaan yang dialami
seseorang, timbullah penderitaan.
Di dalam kitab suci diterangkan jenis dan ancaman siksaan yang
dialami manusia di akhirat nanti, yaitu siksaan bagi orang-orang
musyrik, syirik, dengki, memfitnah, mencuri, makan harta anak yatim, dan
sebagainya. Antara lain,. ayat 40 surat Al Ankabut menyatakan :
“masing-masing bangsa itu kami siksa dengan ancaman siksaan, karena
dosa-dosanya. Ada diantaranya kami hujani dengan batu-batu kecil seperti
kaum Aad, ada yang diganyang dengan halilintar bergemuruh dahsyat
seperti kaum Tsamud, ada pula yang kami benarnkan ke dalam tanah seperti
Qorun, dan ada pula yang kami tenggelamkan seperti kaum Nuh.
Siksaan yang sifatnya psikis misalnya kebimbangan, kesepian dan ketakutan.
Kebimbangan dialami oleh seseorang bila
ia pada suatu saat tidak dapat menentukan pilihan mans yang akan
diambil. Misalnya pada suatu saat apakah seseorang yang bimbang itu
pergi atau tidak, siapakah dan kawannya yang akan dijadikan pacar
tetapnya. Akibat dari kebimbangan seseorang berada dalam keadaan yang
tidak menentu, sehingga ia merasa tersiksa dalam hidupnya saat itu.
Kesepian dialami oleh seseorang merupakan rasa sepi
dalam dirinya sendiri atau jiwanya walaupun ia dalam lingkungan orang
ramai. Kesepian ini tidak boleh dicampur adukkan dengan keadaan sepi
seperti yang dialami oleh petapa atau biarawan yang tinggalnya ditempat
yang sepi.
Ketakutan merupakan bentuk lain yang dapat
menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu
dibesar-besarkan yang tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia.
Seperti pada kesepian, ketakutan.dapat
juga timbul atau dialami seseorang walaupun lingkungannya ramai, sebab
ketakutan merupakan hal yang sifatnya psikis. Banyak sebab yang
menjadikan seseorang merasa ketakutan, antara lain:
(a) Claustrophobia dan Agoraphobia
Cloustrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup. Agoraphobia adalah ketakutan yang disebabkan seseorang berada di tempat terbuka.
(b) Gamang merupakan ketakutan bila seseorang di tempat yang tinggi. Hal itu disebabkan, karena ia takut akibat berada di tempat yang tinggi.
(c) kegelapan merupakan suatu .ketakutan seseorang bila ia berada di tempat yang gelap. Sebab dalam pikirannya dalam kegelapan demikian akan muncul sesuatu yang ditakuti.
(d) Kesakitan merupakan ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami. Seseorang yang takut diinjeksi sudah berteriak-teriak sebelum jarum injeksi ditusukkan ke dalam tubuhnya.
(e) Kegagalan merupakan ketakutan dari seseorang disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan dijalankan mengalami kegagalan.
Apa yang membuat seseorang menjadi phobia ?
Ahli-ahli medis mempunyai pendapat yang betheda-beda dan banyak penderita yang mempunyai teori
tentang asal mula dari ketakutan mereka. Kebanyakan phobianya dimulai
dengan suatu schock emosional atau suatu tekanan pada waktu tertentu,
misalnya pekerjaan bani, kematian dalam keluarga, suatu operasi atau
sakit yang serius. Tanpa pengobatan anak-anak yang menderita phobia
sekolah dapat berkembang menjadi agoraphobia yang parah bila mereka
sudah biasa. Kesukarannya adalah, bahwa orang tua sulit membedakan
antara kemalasan yang kadang-kadang timbul dan phobia yang sebenarnya.
Umumnya ada dua aliran tentang penyebab phobia. Ahli
– ahli ilmu jiwa cenderung berpendapat bahwa phobia adalah suatu gejala
dari suatu problema psikologis yang dalam, yang harus ditemukan,
dihadapi, dan ditaklukan sebelum phobianya akan hilang. Sebaliknya ahli –
ahli yang merawat tingkah laku percaya bahwa suatu phobia adalah
problemanya dan tidak perlu menemukan sebab sebabnya supaya mendapat
perawatan dan pengobatan.
C. KEKALUTAN MENTAL
Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan
mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental dapat dirumuskan sebagai
gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan
yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah secara kurang
wajar.
Gejala-gejala pennulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :
- nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
- nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.
Tahap-taham gangguan kejiwaan adalah :
- gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita balk jasmani maupun rokhaninya
- usaha mempertahankan diri dengan cars negatif, yaitu mundur atau
lari, sehingga cara bertahan dirinya salah; pads orang yang tidak
menderita ganguan kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru lekas
memecahkan problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi bukan
melarikan diri dari persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan.
- kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental, dapat banyak disebutkan antara lain sebagai berikut :
- a. kepribadian yang lemah akibat
kondisi jasmani atau mental yang kurang sempuma; hal-hal tersebut sexing
menyebabkan yang bei angkutan merasa rendah diri yang secara
berangsur-angsur akan menyudutkan kaedudukannya dan menghancurkan
mentalnya.
- b. terjadinya konflik sosial budaya akibat
nonna berbeda antara yang bersangkutan dengan apa yang ada dalam
masyarakat, sehingga is tidak dapat menyesuaikan diri lagi; misalnya
orang pedesaan yang berat menyesuaikan diri dengan kehidupan kota, orang
tua yang telah mapan sulit menerima keadaan baru yang jauh berbeda dan
masa jayanya dulu.
- c. cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial; over acting sebagai overcompensatie.
Proses-proses kekalutan mental yang dialami oleh seseorang mendorongnya ke arah
- Positif : trauma (luka jiwa) yang dialami dijawab secara balk
sebagai usaha agar tetap survive dalam hidup, misalnya melakukan sholat
tahajut waktu malam hari untuk memperoleh ketenangan dan mencari jalan
keluar untuk mengatasi kesulitan yang dihadapinya, ataupun melakukan
kegitan yang positif setelah kejatuhan dalam kehidupan.
- Negatif : trauma yang dialami diperlarutkan atau diperturutkan,
sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi,yaitu tekanan batin akibat
tidak tercapainya apa yang diinginkan. Bentuk f ustasi antara lain :
- agresi berupa kemarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tidak tettendali dan secara fisik berakibat mudah terjadinya hypenensi (tekanan darah tinggi) atau tindakan sadis yang dapat membahayakan orang sekitarnya.
- regresi adalah kembali pada pola reaksi yang primitif atau kekanak-kanankan (infantil), misalnya dengan menjerit jerit,menangis sampai meraung-raung,memecah barang-barang.
- fiksasi adalah peletakan atau pembatasan pada satu pola yang sama (tetap), misalnya dengan membisu, memukul-mukul dada sendiri, membentur-benturkan kepala pada benda keras.
- proyeksi merupakan usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negatif pada orang lain, kata pepatah: awak yang tidak pandai menari, dikatakan lantai yang terjungkit.
- identifikasi adalah menyamakan diri dengan seseorang yang sukses
dalam imaginasinya, misalnya dalam kecantikan yang bersangkutan
menyamakan diri dengan bintang film, dalam soal harta kekayaan dengan
pengusaha kaya yang sukses.
- narsisme adalah self love yang berlebihan, sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior daripada orang lain.
- autisme adalah gejala menutup diri secara total dari dunia riil, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, ia puas dengan fantasinya sendiri yang dapat menjwus ke sifat yang sinting.
Penderita kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti:
- kota-kota besar yang banyak
memberi tantangan-tantangan hidup yang berat, sehingga orang merasa
dikejar-kejar dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, sementara itu sebagian
orang tidak mau tahu keperluan hidupnya, sebagian orang tidak mau tahu terhadap penderitaan orang lain akibat egoisme sebagai cin masyarakat kota.
- anak-anak muda usia yang tidak berhasil dalam mencapai apa yang
dikehendaki atau diidam-idamkan, karena tidak berimbangnya kemampuan dengan tujuannya, sehingga pada orang-orang usia tuapun sexing mengalami penderitaan dalam kenyataan hidupnya akibat norma lama yang dipegang teguh sudah tidak sesuai dengan norma baru yang tengah bedaku.
- Wanita pada umumnya lebih mudah merasakan suatu masalah yang
dibawanya kedalam hati atau peraisaannya,’tetapi sulit mengeluarkan
perasaannya tersebut, sementara itu mereka memiliki kondisi tubuh yang
lebih lemah, sehingga kaum wanitalah yang banyak menjadi penderita
psikosomatisme (penyakit akibat gangguan kejiwaan.) daripada kaum pria.
- Orang yang tidak beragama tidak memiliki keyakinan, bahwa diatas dirinya
ada kekuasaan yang lebih tinggi, sehingga sifat pasrah umumnya tidak
dikenalnya, dalam keadaan yang sulit orang yang demikian ini mudah
sekali mengalami penderitaan.
- orang yang terlalu mengejar materi seperti pedagang
dan pengusaha memiliki sifat ngoyo dalam memperoleh tujuan kegiatannya,
yaitu mencari untung sebanyak mungkin, mereka adalah kaum materialis
dan mengabaikan masalan spintual yang justru membuat seseorang pasrah
pada saat-saat tertentu.
Penderitaan maupun siksaan yang dialami oleh manusia memang merupakan
beban berat, sehingga dunia ini benar-benar merupakan neraka dalam
hidupnya.
D. PENDERITAAN DAN PERJUANGAN
Setiap manusia pasti mengalami penderitaan, baik berat ataupun
ringan. Penderitaan adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat
kodrati. Karena itu terserah kepada manusia itu sendiri untuk berusaha
mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin, bahkan menghindari atau
menghilangkan sama sekali. Manusia adalah mahluk berbudaya, dengan
budayanya itu ia berusaha mengatasi penderitaan yang mengancam atau
dialaminya.
Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi
konsekwensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya
untuk bahagia, melainkan juga menderita. Karena itu manusia hidup tidak
boleh pesimis, yang menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan.
Manusia harus optimis, ia harus berusaha mengataasi kesulitan hidup.
Allah telah berfirman dalam surat Arra’du ayat 11, bahwa Tuhan tidak
akan merubah nasib seseorang kecuali orang itu sendiri yang berusaha
merubahnya.
Pembebasan dari penderitaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan
hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alarn
lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada, dan disertai doa kepada
Tuhansupaya terhindar dari bahaya dan malapetaka.
E. PENDERITAAN, MEDIA MASA DAN SENIMAN
Dalam dunia modern sekarang ini kemungkinan terjadi penderitaan itu
lebih besar. Hal ini telah dibuktikan oleh kemajuan teknologi dan
sebagainya menyejahterakan manusia dan sebagian lainnya membuat manusia
menderita.
Beberapa sebab lain yang menimbulkan penderitaan manusia ialah kecelakaan, bencana alam, bencana perang. dan lain-lain. Contohnya ialah tenggelamnya kapal Tampomas Dua di perairan Masalembo, jatuhnya pesawat hercules yang mengangkut para perwira muda diCondet, Meletusnya gunung galunggung,perang Irak-Iran.
Media masa merupakan alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada masyarakt. Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan sikap antara sesama manusia tenitama bagi yang merasa simpati.
Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman
melalui karya seni, sehingga pars pembaca, penontonnya dapat menghayati penderitaan sekaligus keindahan karya seni.
Media masa merupakan alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada masyarakt. Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan sikap antara sesama manusia tenitama bagi yang merasa simpati.
Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman
melalui karya seni, sehingga para pembaca, penontonnya dapat menghayati penderitaan sekaligus keindahan karya seni.
F. PENDERITAAN DAN SEBAB-SEBABNYA
Apabila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut :
A) Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia.
B) Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan/ azab Tuhan
G. PENGARUH PENDERITAAN
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh
bemiacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa
sikap positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan
karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Sikap
ini diungkapkan dalam peribahasa “sesal dahulu pendapatan, sesal
kernudian tak berguna”, “nasi sudah menjadi bubur”.
Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa
hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri
dart penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari
kehidupan.
Apabila sikap negatif dan sikap
positif.ini
dikomunikasikan oleh para seniman kepada para pembaca, penonton, maka
para pembaca, para penonton akan memberikan penilaiannya. Penilaian itu
dapat berupa kemauan untuk mengadakan perubahan nilai-nilai kehidupan
dalam masyarakat dengan tujuan perbaikan keadaan. Keadaan yang sudah
tidak sesuai ditinggalkan dan diganti dengan keadaan yang lebih sesuai.
Keadaan yang berupa hambatan harus disingkirkan.